UGM Dampingi Peternak Sriharjo: Atasi Cacingan pada Domba dengan Pendekatan Ramah Lingkungan

Bagikan Artikel

UGM Dampingi Peternak Sriharjo: Atasi Cacingan pada Domba dengan Pendekatan Ramah Lingkungan ~ Jogja.ac.id (Berita Bantul). Penyakit cacingan (helminthiasis) menjadi tantangan serius bagi para peternak domba di Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Penyakit akibat infeksi parasit ini tak hanya berdampak pada kesehatan ternak, tetapi juga mengancam produktivitas dan kesejahteraan ekonomi para peternak.

Info Universitas di Jogja:

Berangkat dari persoalan tersebut, tim dosen lintas fakultas Universitas Gadjah Mada (UGM) melaksanakan program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Dusun Sompok, Sriharjo. Program yang berlangsung sejak April hingga Desember 2024 ini merupakan bagian dari skema Program Desa Binaan yang didukung Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM.

Baca juga: Pantai Mesra Gunungkidul: Lokasi, Harga Tiket Masuk dan Daya Tarik Tempat Wisata

Tim terdiri atas Prof. Dr. drh. Soedarmanto Indarjulianto (Fakultas Kedokteran Hewan), Prof. Ir. Ambar Pertiwiningrum, Ph.D. (Fakultas Peternakan), dan Prof. Dr. Drs. Catur Sugiyanto, MA (Fakultas Ekonomika dan Bisnis), bersama mahasiswa koasistensi dan asisten. Kegiatan ini melibatkan kelompok peternak yang dipimpin Anton, ketua Kelompok Taruna Tani Kalurahan Sriharjo.

Ancaman Penyakit Cacingan pada Domba

Menurut Prof. Indarjulianto, cacingan sering menyerang ternak di Sriharjo, khususnya pada musim hujan dengan tingkat kelembaban tinggi dan kebersihan lingkungan yang kurang optimal. Dampak penyakit ini meliputi diare, anemia, gangguan pencernaan, hingga kematian ternak.

Baca juga: Seminar Nasional di UGM! Jusuf Kalla Soroti Pentingnya Pembelajaran dari Konflik untuk Perdamaian dan Demokrasi di Indonesia

“Jika tidak ditangani, kerugian ekonomi bisa meluas, menurunkan kualitas daging, susu, serta pertumbuhan ternak,” ujar Indarjulianto.

Pengendalian penyakit ini, lanjutnya, membutuhkan pendekatan terintegrasi, termasuk pemeriksaan klinis dan laboratoris, pengobatan, serta edukasi bagi peternak.

Solusi Melalui Pendampingan dan Inovasi Ramah Lingkungan

Dalam program ini, tim UGM telah melakukan pemeriksaan kesehatan ternak, pengobatan, serta diskusi bersama peternak tentang tanda-tanda klinis cacingan dan langkah pencegahannya. Salah satu inovasi yang diperkenalkan adalah pengelolaan kotoran ternak menjadi pupuk organik.

Baca juga: Pantai Pok Tunggal Gunungkidul: Tiket Masuk, Review, Alamat dan Rute Menuju Tempat Wisata

“Pupuk organik ini dimanfaatkan petani untuk menyuburkan tanaman, bahkan sebagian dijual. Pendekatan ini ramah lingkungan dan menambah nilai ekonomi bagi peternak,” ungkap Indarjulianto.

Anton, ketua kelompok peternak, mengapresiasi pendampingan yang diberikan tim UGM. “Kami merasa terbantu, terutama dalam pengobatan dan pengolahan kotoran menjadi pupuk. Pengetahuan baru ini memotivasi kami untuk lebih semangat mengelola peternakan,” ujarnya.

Baca juga: Apa Bedanya Sistem Informasi vs Teknik Informatika: Perbandingan dan Prospek Karir Lulusannya

Harapan untuk Keberlanjutan Program

Anton berharap kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan agar kualitas pengelolaan peternakan semakin meningkat. “Kami ingin mengelola peternakan dengan cara yang lebih profesional dan efisien ke depannya,” tambahnya.

Melalui program PkM ini, UGM tidak hanya membantu mengatasi permasalahan cacingan pada domba, tetapi juga memberdayakan peternak untuk mengembangkan peternakan yang mandiri, efisien, dan ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan komitmen UGM dalam membangun desa binaan yang berkelanjutan dan berdampak nyata bagi masyarakat.

Terimakasih telah membaca UGM Dampingi Peternak Sriharjo: Atasi Cacingan pada Domba dengan Pendekatan Ramah Lingkungan semoga bisa bermanfaat dan jangan lupa baca berita lainnya di Jogja.ac.id Portal Berita Universitas dan Info Kampus Jogja atau bisa juga ikuti berita terbaru di Chanel WA Jogja.ac.id.

Baca juga: Apa Saja Isi Museum Jogja Kembali? Menyusuri Jejak Sejarah di Kota Yogyakarta

Bagikan Artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *